Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dampak perpindahan Ibu Kota Negara Indonesia ke Kalimantan Timur terhadap sektor pertanian Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu Inter – Regional Input-Output Table (IRIO) tahun 2016 untuk 52 sektor. Dari 34 provinsi di Indonesia, tabel IRIO merangkumnya menjadi 3 wilayah, yaitu Wilayah Kalimantan Selatan, Wilayah Kalimantan Timur, dan Wilayah Lainnya. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengetahui proyeksi kenaikan permintaan akhir bahan pangan di Kalimantan Timur, dengan menggunakan data sekunder berupa proyeksi jumlah penduduk Indonesia 2020 – 2050, proyeksi jumlah penduduk Ibu Kota Negara RI tahap I (2022 – 2024), dan rata-rata pengeluaran per kapita menurut sub kelompok pangan di provinsi Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan jumlah penduduk yang bermigrasi ke Kalimantan Timur sekitar 12 persen dari total proyeksi penduduk pada tahun 2024. Kenaikan ini akan meningkatkan konsumsi pangan pada sektor pertanian tanaman pangan sebesar 779,67 miliar (14,88 persen). Khususnya, peningkatan konsumsi produksi pertanian tanaman pangan sebesar 14,88 persen di Kalimantan Timur akan berdampak pada impor sektor pertanian tanaman pangan Kalimantan Timur dari Kalimantan Selatan sebesar 8,83 miliar rupiah dari sektor pertanian tanaman pangan Kalimantan Selatan. Selanjutnya, sektor pertanian tanaman pangan Kalimantan Selatan merespon permintaan impor tersebut dengan meningkatkan produksinya sebesar 9,07 miliar.

Keywords

Inter-Regional Input-Output (IRIO) Population Increase Foodstuffs Food Crop Agricultural Sector.

Article Details

How to Cite
Ridho, A., Imansyah, M., & Muzdalifah, M. (2024). The Impact of Indonesia Capital City’s Relocation to East Kalimantan on the Agricultural Sector of South Kalimantan: IRIO Analysis. Ecoplan, 7(1), 81-91. https://doi.org/10.20527/ecoplan.v7i1.704

References

  1. Amila, S., Nugraha, A. A., Sukron, A., & Rohmah, F. (2023). Analisis Dampak Dan Resiko Pemindahan Ibu Kota Negara Terhadap Ekonomi Di Indonesia. Sahmiyya, 2(1), 10–18.
  2. Anagnostou, A., & Gajewski, P. (2021). Multi-Regional Input–Output Tables for Macroeconomic Simulations in Poland’s Regions. Economies, 9(6 Oktober 2021), 1–19. https://doi.org/10.3390/economies9040143
  3. Badan Pangan Nasional. (2022). Indeks Ketahanan Pangan.
  4. Badan Pusat Statistik Provinsi kalimantan Selatan. (2023). Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan Menurut Lapangan Usaha 2018 - 2022. https://doi.org/9302001.63
  5. BPS Kalimantan Timur. (2022). Statistik Pengeluaran Provinsi Kalimantan Timur. https://doi.org/3201032.64
  6. Farida, F. (2021). Indonesia’s capital city relocation: A perspective of regional planning. Jurnal Perspektif Pembiayaan Dan Pembangunan Daerah, 9(3), 221–234. https://doi.org/10.22437/ppd.v9i3.12013
  7. Imansyah, M. H., Suryani, Siregar, S., Muzdalifah, & Muttaqin, H. (2014). Impact of Global Financial Crises on the Indonesian Economy: An Input-Output Analysis. China-USA Business Review, 13 No. 9(September 2014), 573–591. https://doi.org/10.17265/1537-1514-2014.09.003
  8. Malthus, T. (1798). An Essay on the Principle of Population. electronic Scholarly Publishing Project.
  9. Muchdie, M., Ulza, E., & Setiawan, E. (2018). Sector and Country Balance of Trade Analysis Based on World Input-Output Database Indonesian Economy. Ekuilibrium, 13 No. 2, 109–129.
  10. Mukhyi, M. A. (2007). Analisis Peranan Sub Sektor Pertanian dan Sektor Unggulan Terhadap pembangunan Kawasan Ekonomi Provinsi Jawa Barat: Pendekatan Analisis IRIO. Simposium Nasional RAPI, VI, I-8-I18.
  11. Muluk, A., & Suprayitno, H. (2020). Preliminary Overview of Several Capital Relocations in Relationship with a Plan of Indonesian Capital Relocation. Journal of Infrastructure and Facility Asset Management, 2(March), 73–90.
  12. Nazara, S. (2005). Analisis Input Output (P. Rahardja (ed.); Edisi Kedu). Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
  13. Peraturan Daerah Tentang RPJMD Provinsi Kalimantan Timur, Pub. L. No. No 2 Tahun 2019, 423 (2019).
  14. Peraturan Presiden Tahun 2022 No 63, Pub. L. No. 63, 301 (2022).
  15. Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, Pub. L. No. Pepres RI no 3 Tahun 2016, 40 (2016).
  16. Perubahan Kelima Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-67/PB/2010 Tentang Tunjangan Beras Dalam Bentuk Natura Dan Uang, Pub. L. No. PER-03/PB/2015 (2015).
  17. Rachmawati, R., Haryono, E., Ghiffari, R. A., Reinhart, H., & Permatasari, F. D. (2021). Best Practices of Capital City Relocation in Various Countries : Literature Review. ICST, 07004.
  18. Rusli, S. (2012). Pengantar Ilmu Penduduk (Ke Delapan). LP3ES.
  19. Rustiadi, E., Saefulhakim, S., & Panuju, D. R. (2009). Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah (A. E. Pravitasari (ed.); Pertama). Yayasan Obor Indonesia.
  20. Tarigan, R. (2005). Perencanaan Pembangunan Wilayah (Pertama). Bumi Aksara.
  21. Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2003). Economic Development (Eight Edit). Pearson Education Limited.
  22. Yamada, M. (2015). Construction of a multi-regional input-output table for Nagoya metropolitan area, Japan. Journal of Economic Structures, 4 (11), 1–18. https://doi.org/10.1186/s40008-015-0022-7
  23. Yusuf, A. A., Roos, E. L., Horridge, J. M., & Hartono, D. (2023). Indonesian capital city relocation and regional economy’s transition toward less carbon-intensive economy: An inter-regional CGE analysis. Japan and World Economy, 68. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0922142523000385